Rabu, 24 Juni 2015

Siapa yang Harus Dihormati?

Kembali lagi saya akan membahas tentang kritik terhadap negeri kita saat ini. Yang belum lama muncul bahwa menteri agama kita Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa sekarang pada bulan ramadhan, warung makan dan tempat semacamnya seperti restoran dan lain lain diperbolehkan membuka toko pada siang hari dan dilarang menutupinya dengan kain. Alasannya ialah kita sebagai orang yang berpuasa harus menghargai orang-orang yang tidak berpuasa. Bukankah ini sangat menggelikan?

Puasa ittu merupakan sebuah ibadah. Bahkan Nabi Muhammad SAW selalu melarang kita untuk mengganggu ibadah dari agama lain sebagai langkah untuk menghargai mereka. Sekarang malah kita yang beribadah yang harus menghormati orang orang lain. Coba saja kita bandingkan, ketika kita shalat di masjid dan ada orang yang ribut. Manakah yang harus mengalah? Apa kita harus pindah masjid? Lalu misalnya ketika ada ibadah nyepi di Bali. Apakah kita yang harus menjaga ketenangan atau malah mereka yang harus menyesuaikan kita?

Itu pemerintahnya, sekarang rakyatnya. Beberapa waktu lalu, warga Jakarta yang notabennya adalah perokok, meminta haknya. Mereka merasa dikucilkan ketika di tempat-tempat umum. Karena tempat khusus merokok biasanya tidak sama dengan bukan perokok. Mereka menganggapnya sebagai diskriminasi. Sekarang kita pikirkan lagi. Jika mereka merokok di tempat umum, pastinya merekalah yang merasakan nikmatnya rokok. Tapi penyakitnya di bagi-bagi ke semua orang. Apa ini sopan? Berpikirlah lagi, Bung. Kalau ingin enak di tempat umum dan menikmati fasilitas yang sama, ya jangan merokok. Soalnya itu mengganggu kenyamanan orang-orang di sekitar anda. Kalau anda sendiri menuntut kenyamanan ya pikirkan juga kenyamanan orang lain.

Ya, memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semua orang pasti melakukan kesalahan yang mungkin tidak disadari. Tapi, bukalah mata kawan. Dunia ini harus diperbaiki dari tatanan yang sangat amburadul ini. Seperti kata Bung Karno, "Kita tidak miskin, tetapi di miskinkan. Kita tidak bodoh, tapi dibodohkan. Oleh sebuah sistem". Yuk, mari kita perbaiki sistem negara ini sedikit demi sedikit. Semoga Indonesia bisa tetap jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar